Dirikan sholat, Makmurkan masjid
Menjadi seorang Muslim di abad
modern memang tidak mudah. Apalagi jika punya niat untuk benar-benar menjadi
Muslim yang serius dan sungguh-sungguh secara menyeluruh dalam sebua sikap dan
tindakan (kaffah). Ada banyak sekali tantangan, rintangan,
dan hambatan yang menghadang. Namun demikian, bagaimanapun situasi dan kondisinya, kita tetap harus berusaha menjadi Muslim yang kaffah.
Banyak tantangan nyata di era yang sering disebut global village ini, khususnya yang datang dari dunia informasi. Bagaimana hari ini media massa banyak yang salah dalam mengabarkan Islam dan umat Islam. Di sisi lain, dengan berbagai macam produk film, sinetron, dan talk-show –entah sengaja atau tidak—seolah menggiring kita yang menontonnya untuk cinta dunia lupa akhirat!
dan hambatan yang menghadang. Namun demikian, bagaimanapun situasi dan kondisinya, kita tetap harus berusaha menjadi Muslim yang kaffah.
Banyak tantangan nyata di era yang sering disebut global village ini, khususnya yang datang dari dunia informasi. Bagaimana hari ini media massa banyak yang salah dalam mengabarkan Islam dan umat Islam. Di sisi lain, dengan berbagai macam produk film, sinetron, dan talk-show –entah sengaja atau tidak—seolah menggiring kita yang menontonnya untuk cinta dunia lupa akhirat!
Tidak cukup disitu, lewat isu
terorisme, Islam dan umat Islam serasa terus-menerut disudutkan. Seolah tidak
rela melihat Islam tumbuh di negeri ini (bahkan belahan dunia lain). Kelompok
Kerohanian Islam (Rohis) di sekolah-sekolah pun sempat dituduh sebagai sarang
tumbuhnya terorisme. Setelah beberapa tahun sebelumnya konspirasi buruk itu
gagal meyakinkan publik bahwa pesantren adalah sarang terorisme.
Meski demikian, sikap sejati orang
Mukmin adalah harus tetap konsisten dengan pilihan keyakinan kita. Pepatah
mengatakan, “Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu”.
Sikap seperti itulah yang semestinya kita miliki dalam menghadapi kaum yang berusaha melakukan makar dari berbagai sisi, agar akidah dan keimanan kita menjadi goyah, sehingga lunturlah komitmen kemusliman dan kemukminan kita.
Teguhkan Iman
Derasnya gelombang fitnah yang
melanda kaum Muslimin saat ini ikut membuat sekian banyak kebingungan di tengah
umat dan bahkan terbawa oleh arus fitnah tersebut. Fitnah datang dalam
bentun manusia, jin dan syetan.
Di era modern ini, fitnah bahkan
datang dalam bentuk penyajian informasi, kekuasaan dan kekuatan politik dan
negara adidaya.
Banyak orang tergila-gila dengan
dunia informasi dan media, tetapi, pastikan, berita satu-satunya yang benar
adalah khabar shodiq, yakni Al-Qur’an yang datangnya dari Allah Subhanahu
Wata’ala.
Jangan seperti kebanyakan orang saat
ini, setiap hari sempat dan bersemangat membaca koran, melihat debat di TV,
namun tak pernah sekalipun membaca Al-Qur’an.
Hadits Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda,
Hadits Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ
تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا كِتَابُ اللهِ وَسُنَّتِيْ
“Saya tinggalkan pada kalian dua
perkara, yang kalian tidak akan sesat di belakang keduanya, (yaitu) kitab Allah
dan Sunnahku.” (HR. Malik dan Al-Hakim)
Gencarnya fitnah, dan nilai-nilai
yang sengaja merusak kaum Muslim –sedikit atau banyak—ikut mempengaruhi umat
Islam.
Sekedar contoh; jika seorang Muslim
yang semestinya melihat dunia sebagai sarana menuju Allah Subhanahu Wata’ala,
yang banyak justru menjadikannya sebagai tujuan. Harta yang semestinya
diinfakkan, malah ditahan dan ditumpuk-tumpuk. Persaudaraan yang semestinya
dijaga dan dikokohkan, malah dihancurkan. Bahkan, semestinya beribadah kepada
Allah, malah mengabdikan diri pada kekuasaan. Fitnah dan informasi yang
menyesatkan inilah yang banyak menggelincirkan kaum Muslim.
Maka tidak heran, jika hari ini
orang banyak yang sudah tidak begitu peduli terhadap agama. Jika di dalam
Al-Qur’an Allah memerintahkan kita untuk mencari akhirat dengan tidak lupa
dunia (QS/ 28 : 77), sekarang kondisinya sudah berbalik. Orang sibuk mengejar
dunia tapi lupa akhirat.
Di sinilah tugas kita sebagai Muslim
mendapatkan momentumnya untuk semakin dikuatkan, dikokohkan, dan dipatenkan,
agar kita bisa mendapat ridha Allah Subhanahu Wata’ala.
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن
مِّنَ السَّاجِدِينَ
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Maka bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan
sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS: Al Hijr [15]: 98, 99).
Artinya, kita harus terus-menerus
mempertajam keimanan dan meneguhkannya. Dan, tidak ada cara terbaik untuk melakukan
hal tersebut selain dengan menyempurnakan kesabaran dan kesungguhan dalam
beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلاَّ
بِاللّهِ وَلاَ تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلاَ تَكُ فِي ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ
“Bersabarlah (hai Muhammad) dan
tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu
bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada
terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS: An-Nahl [16]: 127, 128).
Hanya Tunduk kepada Allah
“Dan janganlah kamu menuruti
orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan
gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
Pelindung.” (QS: Al-Ahzab [33]: 48).
Menurut Ibnu Katsir ayat di atas
merupakan suatu peringatan penting agar kita janggan mentaati (tunduk, takut,
khawatir) orang-orang kafir dan munafik. Kita hanya boleh mendengarkan apa
ucapan-ucapan mereka tetapi jangan pernah menghiraukannya sedikitpun.
Orang-orang kafir dan munafik tidak
lebih laksanan seekor lalat yang suka kepada hal-hal yang kotor, jorok, bau
busuk, dan menjijikkan. Mereka sama sekali tidak tahu mana bersih mana kotor.
Bahkan karena kejahilannya, mereka sangat suka kepada yang kotor lagi
menjijikkan.
Hal itu bisa dilihat dari cara
berpikirnya, ucapannya, dan perbuatannya, yang jauh dari kebenaran dan
kesucian. Lihat saja produk film-film Barat yang selalu menampilkan aurat, pemilihan
ratu kecantikan yang mengumbar aurat, pergaulan bebas, dan materialistis.
Kemudian, terhadap umat Islam,
mereka selalu curiga, dan benci, sehingga tidak mengherankan jika ulah orang
kafir dan munafik senantiasa bertentangan dengan aturan Allah.
Dengan demikian, sangat terang bagi
kita, mengapa kita harus tunduk kepada Allah semata. Karena bagaimanapun
canggihnya upaya orang kafir dan munafik untuk menjerumuskan umat Islam, semua
itu tidak akan berpengaruh apa-apa bagi Muslim sejati. Karena semua sudah
jelas. Antara hak dan bathil sangat jelas, antara baik dan buruk juga sangat
terang.
Oleh karena itu, mari kita semua
bersama-sama untuk tetap berusaha menjadi Muslim kaffah, yang hanya tunduk
kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sebab, hanya dengan menjadi Muslim kaffah saja
kita akan mendapat petunjuk dari Allah sekaligus dapat benar-benar merasakan
indahnya Islam ini secara nyata.
Bagaimana kita melakukan itu semua?
Jawabnya sangat sederhana. Yakni dengan memakmurkan masjid Allah, mendirikan
sholat, menunaikan zakat, berkumpul dengan orang-orang sholeh dan tidak takut
kepada siapapun selain Allah. Itulah jalan satu-satunya, untuk menjadi Muslim
yang cerdas. Muslim yang tidak terpengaruh oleh serbuan dunia informasi yang
menyesatkan, merugikan dan penuh fitnah.
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللّهِ
مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى
الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّهَ فَعَسَى أُوْلَـئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ الْمُهْتَدِينَ
الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّهَ فَعَسَى أُوْلَـئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Hanya yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS: At-Taubah [9]: 18).
Dengan melakukan itu semua, dijamin
kita tidak akan terpengaruh, apalagi tunduk, atau salah jalan dalam menjalani
kehidupan dunia yang fana ini. Karena Allah memberikan kesempatan, bagi siapa
yang melakukan tiga langkah di atas pasti akan mendapat petunjuk.*/Imam
Nawawi
Sumber : hidayatullah.com
Red : Khansa Salsabillah
Red : Khansa Salsabillah
Dikutip dari : http://www.undergroundtauhid.com